Sabtu, 05 Desember 2015

Untuk sebuah nama, aku merindumu ....

Selamat sore rintik hujan
yang perlahan membasahi atap2 biru kampusku yang penuh kenangan
hujan, bisa tidak kau menyodorkan telingamu 5 menit saja
di depan bibirku ?
Aku ingin bercerita sedikit tentang kerinduanku kepadanya
kepada seorang lelaki dengan dua kecupan sajadah di keningnya
lelaki dengan kesederhanaan dan senyum manis yang merekah di bibirnya
lelaki dengan mata berbinar yang tidak dimiliki lelaki lain  di luar sana
lelaki dengan cahaya air wudhu yang terpancar di wajahnya ...
Rindu ini menyiksa hujan,
Mungkin memang kesalahanku menaruh diam2 namanya di dalam doa,
hingga tersiksa rindu yang tiada akhirnya ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar