Senin, 21 Maret 2016

Hari ke 29 kepergianmu yang sudah tak ingin kembali kekasihku
Aku masih menitihkan air mata di sini
di tempat setiap hariku menanti kedatanganmu
Apakah hari ke 29 ini rasa itu benar-benar musnah dari hatimu ?
Tidakkah ada bayanganku di malam-malammu
Seperti bayanganmu yang terus datang menghantuiku
Sudah kucoba untuk kembali dan pergi
Sudah kupinta kau untuk kembali pulang ke sisiku
Tapi harapan itu kau enyahkan
Aku bisa apa ?
Memaksamu untuk kembali kepadaku ?
Aku tak sekejam itu
Aku tak berdaya untuk itu
Hari ke 29 mungkin kau sudah menjadi milik orang lain
Sedangkan aku masih bermain lakon
di hadapan cermin yang kadang menertawaiku
Mungkin memang salahku memintamu pergi sore itu
Tapi aku bisa apa ?
Aku sudah memintamu untuk kembali,
tapi kau mengatakan tidak
Mendengar kalimatmu ada getir yang luar biasa
Ada air mata yang tak bisa terbendung tatkala mengingat tentangmu
Entah mungkin karena aku digerogoti rindu
atau memang cintaku sudah sempurna kuserahkan untukmu
Kekasihku, kalau kau rindu kembalilah ...

Minggu, 20 Maret 2016

Masih Tentangmu RIP ...

17 Maret 2016, 46 hari setelah kepergianmu kau kembali sayang ...
Kau lengkungkan bibirku untuk tersenyum dengan wajah berseri tanpa beban yang sudah 46 hari tidak nampak di wajahku... Aku datang dengan berbelas kasih kepadamu, aku tahu orang-orang memakiku, mengatakan bahwa aku adalah wanita terbodoh yang mengemis cinta pada lelaki setelah 3 kali disakiti. Namun ini persoalan rasa, sayang,.. Kau mengatakan ya, kita coba namun kau pinta aku menjadi dewasa.. aku mencobanya ... Air mata harus kutelan dan kadang kala harus menjadi sayur yang membasahi nasiku yang kering. Kau memintaku untuk tidak alay, baik aku akan kutinggalkan puisi-puisiku agar aku tak lagi terlalu bergantung pada keindahan aksara dan puisi. yang sejatinya adalah semestanya luka.
Namun hari ini 20 Maret, 3 hari sebelum hari bahagiaku tak ada kabar dari mu. tak ada 1 pun pesan yang kau jawab ... Kau tahu sayang, aku merindukanmu, membutuhkanmu, ingin mendengar suaramu... aku rindu ayahku dan aku ingin bersandar di bahumu seperti sesosok anak kecil yg bersandar melepas lelah di pundak ayahnya.. Tapi kau tak ada kabar. 17 Maret aku telah menjilat ludahku sendiri, itu karena cintaku padamu ... 17 Maret aku mempermalukan diriku sendiri di hadapan orang banyak... Itu karena sayangku yang tak ada habisnya ... 17 Maret kuhilangkan siriq yang sudah mengalir di darahku, itu karena dirimu.,,  Saat ini aku bahkan tak tahu apa kau kembali karena masih ada rasa di hati, atau sebatas belas kasih melihatku memelas di hadapanmu. .
Aku akan mengikuti arus yang kau alirkan,
kau acuh aku akan tetap ada...
Kau tak peduli aku akan tetap peduli
Kau benci aku tetap sayang
Kau mendua aku tetap setia
Kau marah aku akan tetap sabar
Kau meminta aku akan tetap memberi
Kau menikam akan kucabut tikamanmu
Kau melukai aku akan mengobati luka
Namun ada saatnya aku akan lelah, saat aku lelah aku akan berusaha untuk tak pernah lelah mencintaimu dan terus mencintaimu kekasihku...
Namun jika kau sendiri yang memintaku pergi, aku akan pergi.
Aku tidak akan lagi memaksamu yang kedua kali untuk mencintaiku yang kelima kalinya. Benar-benar akan kutinggalkan semuan tentangmu. Meski harus mengalirkan begitu banyak air mata dan kembali menikam rinduku setiap kali ia datang. Malam ini kurasa kau akan segera memintaku pergi,  entah itu esok atau lusa.
Ia, aku tidak akan memaksamu mencintaiku lagi.
Aku tak ingin menjilat ludahku untuk yang kedua kalinya.
Karena mencintai tanpa dicintai adalah lembah luka ...
                                                                                                          Beranda Posko P2K,
                                                                                                                20 Maret 2016